Banyak
hal yang membuatku masih mengharapkan kehadiranmu di kehidupanku yang semu ini.
Apa perlu aku menuliskan apa saja yang aku sukai mengenai dirimu? Mungkin bila
itu perlu, untuk membuatmu berhenti sejenak dan menengok ke arahku, aku akan
lakukan itu.
Apa yang aku sukai dari dirimu?
Banyak. Aku suka dirimu yang bisa membuatku melupakan seluruh masalah yang
sedang terjadi kepadaku. Aku suka dirimu yang bisa membuat diriku merasa
dicintai. Aku suka dirimu yang bisa membuatku tertawa, walau beribu hal menyeretku
untuk bersedih. Aku suka dirimu yang mau menceritakan masalahmu kepadaku, atau
menceritakan kabar gembira yang kamu punya, dengan sinar kebahagiaan yang
sungguh terpancar di matamu. Aku suka sifat usilmu yang bukan membuatku marah,
tetapi membangunkan beribu kupu-kupu di perutku. Aku suka dirimu yang sering
memarahiku karena kebodohan dan kekanakan diriku, seperti seorang figur kakak
dan ayah yang tidak pernah aku miliki. Aku suka dirimu dan seluruh perhatianmu,
walau hanya berupa perhatian kecil yang datang dari dirimu yang cuek. Aku suka
dirimu dan visi hidupmu yang berusaha untuk tetap bahagia, walaupun banyak
masalah menumpuk yang harus diselesaikan secepatnya. Aku suka dirimu yang tidak
lupa akan Tuhan dan selalu berusaha menghadirkan diri-Nya, walau aku tau kamu
bukan oranglah orang religius. Aku suka dirimu yang mau bekerja keras, dan
tidak memanfaatkan lingkungan sekitarmu untuk membantu dirimu. Aku suka dirimu
yang tidak memanfaatkan diriku, walau aku tau kamu tau akan perasaanku yang
bodoh ini. Aku suka dirimu yang mencintai keluargamu, dan mendahulukan mereka
dibandingkan teman atau apapun itu. Aku suka dirmu yang bersifat apa adanya,
dan tidak berusaha untuk menjadi orang lain. Aku suka dirimu yang mendengarkan
seluruh keluh kesahku walaupun aku tau terkadang bukan hal yang penting. Aku
suka dirimu yang dengan mudah melupakan suatu hal. Hal yang salah satunya
termaksud diriku.
Masih banyak hal yang aku sukai dari
dirimu yang tidak bisa aku tuliskan semuanya. Aku mencintaimu. Dan aku menyukai
seluruh dirimu, baik kelebihan atau kekuranganmu. Aku bodoh, dan aku tau itu. Aku
membuat semua orang disekitarku merasa lelah kepada diriku. Aku membuatmu lelah
kepada diriku. Kalau aku boleh katakan, aku juga merasa lelah kepada dirku
sendiri. Masih saja berada di dalam fase yang sama. Terus saja teringat-ingat
dan berpegangan pada masa lalu.
Kamu yang jauh disana, menari-nari
terbang semakin jauh dan jauh. Kamu seperti balon gas yang ketika dilepaskan,
tidak akan bisa aku raih kembali. Aku tidak bisa meraih dirimu kembali
kepelukanku. Seberapa aku berusaha untuk menggapaimu, hal itu tidak akan pernah
tercapai. Aku hanya bisa melihatmu, melihat keindahanmu dari bawah sini. Tanpa
bisa menyentuhmu kembali. Aku tau, kamu tidak akan terus melayang-layang di
langit yang biru itu. Ketika kamu sudah kehilangan gas nitrogenmu yang
membantumu untuk terbang, kamu akan kembali ke bumi tempatku berpijak. Tetapi
aku tahu, ketika kamu kembali ke daratan, bukan kepadakulah kamu akan berlabuh.
Seseorang akan mengambilmu, dan kamu akan berlabuh kepada orang tersebut.
Memikirkan dirimu berada dalam
gengaman orang lain, sungguh mengusik diriku. Apakah yang orang-orang katakan
bahwa cinta tidak perlu memiliki, tidak berlaku kepadaku? Tapi apakah aku
mencintaimu? Atau hanya obsesi belakaku yang hanya ingin memiliki mu? Sebuah
obsesi yang sebenarnya hanya merugikan diriku sendiri. Sebuah obsesi yang
sebenarnya dan seharusnya sudah aku musnahkan dari dulu, ketika aku melepaskan
tali balonmu itu.
Aku
tidak tahu apa yang aku harus lakukan. Apakah aku perlu menulis beribu tulisan
tentang dirimu untuk membuatmu kembali kepadaku? Ku rasa tidak. Sebanyak apapun
aku menulis, sebesar apapun yang aku korbankan untukmu, sebesar apapun usahaku,
tidak akan bisa membuatku kembali meraihmu. Aku tau apa yang harus aku lakukan
dari lama adalah melupakan dirimu. Termaksud melupakan semua apa yang aku
impikan akan masa depanku bersama dirimu.